Jumat, 05 November 2010

Persiapan Benih

Setelah kolam selesai dilakukan pengomposan, (minimal 8 hari) air kolam akan tampak berwarna merah kehitaman seperti kopi encer dan mulai terlihat banyak jasad renik, banyak jentik-jentik dan kutu air. Ini pertanda kolam siap ditebar benih.
Kualitas benih yang ditebar akan menentukan produksi pada saat panen di kemudian hari, sehingga perlunya melakukan seleksi terutama asal-usul benih yang akan dibeli harus dijamin keasliannya yaitu Lele Sangkuriang, ini perlu diperhatikan mengingat sulitnya membedakan yang mana jenis Lele Sangkuriang dan yang mana Lele Dumbo, secara fisik keduanya sangat mirip. Sementara di masyarakat  banyak sekali beredar jenis Lele Dumbo yang kualitasnya telah menurun akibat “inbreeding” (Baca arsip sebelumnya: Sejarah Lele Sangkuriang).

Gambar kondisi air kolam yang siap diisi benih



Gambar benih Lele Sangkuriang


Penyortiran Benih
Adalah kegiatan seleksi benih sesuai ukuran yang diharapkan secara merata, tujuannya yaitu untuk mendapatkan ukuran benih yang seragam sehingga dapat menghindarai adanya ukuran benih yang lebih besar karena bisa memangsa benih yang lebih kecil. Kita tahu bahwa lele adalah jenis ikan yang sering memangsa sesamanya (kanibal) apabila kekurangan pakan atau kondisi lapar.
Dalam segmen usaha Pembesaran ini penulis menggunakan benih berukuran 4-6 cm sebanyak 5000 ekor, benih yang diperoleh berasal dari kelompok petani yang dibimbing oleh Pak Nasrudin, sang Maestro.
Penyortiran benih dilakukan dengan menggunakan baskom khusus seperti pada gambar dibawah:



Gambar alat penyortiran ukuran 4 - 6 cm

 




Gambar Penyortiran Benih



Pengemasan Benih
Benih yang telah disortir selanjutnya ditampung pada wadah berupa jerigen plastik, penulis memilih menggunakan jerigen plastik untuk menghindari kerusakan pada benih karena tekstur jerigen plastik sangat licin, jika wadah yang digunakan bertekstur kasar maka dikhawatirkan dapat melukai tubuh lele dan luka tersebut dapat menjadi “pintu masuk” bagi virus atau penyakit.
Mengingat jarak yang ditempuh saat pengangkutan benih cukup jauh, maka perlu adanya perlakuan, pada metoda pembesaran secara organik ini penulis tidak menggunakan gas sebagai media pengangkutan, tetapi menggunaka ramuan yang dituangkan pada jerigen
Ramuan ini untuk kalangan petani asuhan Pak Nasrudin dikenal dengan istilah “rinso”, tetapi rinso yang dimaksud tentu bukan deterjen.

Gambar ramuan rinso



 Gambar Jerigen untuk pengangkutan benih

Setelah jerigen sudah diisi dengan ramuan tersebut, selanjutnya benih dihitung dan dimasukan secara perlahan. Kini benih dalam jerigen siap diangkut ke tempat pembesaran dengan aman, meskipun perjalanan jarak jauh.

4 komentar:

  1. spesifikasi ramuan rinso itu ap oM..??
    maaf pemula belum begitu paham.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mohon maaf spesifikasi ramuan Rinso tidak dipublikasikan.

      Hapus
  2. Suka dengan ulasan budidaya clarias disini. Smoga sukses :)

    BalasHapus
  3. maap mo nanya bro.... bisa tau harga benih lele dan ukurannya? atau ata cp yang bisa dihubungi.... makasih

    BalasHapus