Senin, 09 April 2012

PEMBENIHAN LELE SANGKURIANG


Alhamdulillah penulis sudah melangkah pada segmen usaha Pembenihan Lele Sangkuriang, untuk masuk ke segmen ini penulis sebelumnya mengikuti pelatihan di tempatnya “Sang Maestro” Abah Nasrudin selama 3 hari. Berbekal pengalaman itu penulis langsung terjun mempraktekan apa yang telah didapat selama pelatihan.

Indukan Lele Sangkuriang

            Indukan diperoleh langsung dari sumber indukan yang ada di kolamnya “Abah Nasrudin”, indukan ini telah dipelihara secara baik dan profesional sehingga terjamin kualitasnya dan sengaja dipilih indukan yang siap pijah.



Sumber Indukan

Kolam Indukan

Sebelum mendatangkan indukan, penulis telah menyiapkan kolam induk yang sebelumnya telah dilakukan “penanganan khusus” seperti pengomposan dan lain-lain.  Kolam induk berukuran 5m x 3m x 1,5m (P x L x T) dengan ketinggian air 60 cm.



Kolam Induk

Kolam Pemijahan
           
            Setelah kolam induk sudah selesai selanjutnya dibuat Kolam Pemijahan, sebagai media khusus untuk indukan memijah. Kolam Pemijahan berukuran 4m x 2m x 1m (P x L x T) dengan ketinggian air 30cm.



Kolam Pemijahan



Kolam Penetasan (Pemeliharaan Larva)
           
            Sebagai media pemeliharaan benih maka dibutuhkan Kolam Penetasan Telur, yang nantinya digunakan untuk penetasan telur dan pemeliharaan larva hingga berukuran benih siap tebar. Kolam Penetasan Telur berukuran 4m x 3m x 0,5m (P x L x T) dengan ketinggian air 20cm.


 
Kolam Penetasan


Kakaban

            Selanjutnya dibutuhkan juga Kakaban sebagai media tempat menempelnya telur, kakaban dibuat dengan bahan dari Ijuk, ukuran kakaban 1,5 m (panjang) dengan lebar ijuk sekitar 40 cm.



Kakaban


Pelaksanaan Pemijahan

           Kini semua persiapan telah selesai tinggal pelaksanaan pemijahan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti:
-        Seleksi induk;  dibutuhkan indukan yang memenuhi kriteria tertentu seperti umur indukan, asal usul indukan, indukan harus sehat, bobot/ ukuran indukan dan tentunya indukan harus siap memijah.
-         Persiapan air; air yang digunakan harus air bersih terhindar dari pencemaran.
-         Pemijahan dilakukan secara alami bukan disuntik, ini dilakukan supaya benih yang dihasilkan benar-benar benih yang unggul dan sehat.
-       Setelah semua persiapan sudah selesai selanjutnya memindahkan indukan pada kolam pemijahan, dilakukan dengan hati-hati dengan penuh kasih sayang supaya indukan tidak stress. Biasanya sore hari indukan dipindahkan maka malam harinya indukan akan memijah dan pagi hari telur sudah memenuhi kakaban.




 Siap memijah




 Indukan selesai memijah




 Pejantan tangguh




Pagi hari telur telah menempel pada kakaban




Pemijahan yang benar menghasilkan telur banyak


Kamis, 02 Desember 2010

TATA GUNA AIR

Sebagaimana pemaparan sebelumnya bahwa penulis melakukan budidaya dengan metoda organik dan tidak melakukan penggantian air selama budidaya, ini dapat menghemat sekaligus mempertahankan kualitas air. Kuncinya adalah perlakuan kolam sebelum penebaran benih, sebagaimana ditulis dalam posting sebelumnya yaitu penggunaan kompos dan herbal.
Air kolam tidak pernah dilakukan penggantian atau sirkulasi mengingat fungsi herbal dan kompos yang telah bekerja sehingga tercipta kondisi air yang sesuai dengan kebutuhan hidup lele. Setelah ditanami lele tanda-tanda kualitas air yang tampak yaitu berwarna hijau yang konon katanya kaya akan sejenis alga yang dibutuhkan lele,  tetapi warna air yang hijau ini sebenarnya tidak kotor dan tidak berbau.




Air kolam telah matang



Perlu diingat bahwa pengadaan air harus dari sumber yang bersih, terbebas dari pestisida, limbah dan kotoran lainnya, kebetulan kolam penulis dekat dengan mata air dan terjamin kebersihannya, seperti gambar dibawah:



Sumber air bersih


Penambahan Volume Air
Pada kegiatan Tata Guna Pakan disebutkan bahwa pemberian pakan terdiri dari 4 tahap, yaitu:(L1, PL2, PL3, SNL) hal ini berhubungan dengan sistim pengaturan air kolam, dimana disebutkan bahwa air kolam tidak diganti atau difilter tetapi hanya dilakukan penambahan, tahapannya adalah:
  •  Pada saat pertama kali benih masuk tinggi air kolam adalah 50 cm, pakan yang digunakan yaitu L1.
  • Setelah pakan L1 habis (sesuai dg jatah volume pakan) maka tinggi air ditambah menjadi 70 cm kemudian berikan pakan jenis PL2.
  • Setelah pakan PL2 habis tinggi air ditambah lagi menjadi 90 cm dan pakan menggunakan pakan PL3.
  • Terakhir setelah PL3 habis tinggi air naik lagi menjadi 120 cm, pertahankanlah volume air pada ketinggian ini hingga saatnya panen tiba dan pakan yang digunakan adalah pakan tenggelam (SNL).


Penambahan volume air 



Pergantian pakan dan penambahan volume air normalnya akan diikuti dengan pertumbuhan lele sesuai dengan FCR (Food Conversion Rate). Waktu budidaya yang dilakukan penulis saat ini genap berusia satu bulan dan pemberian pakan telah sampai pada tahap pakan jenis PL3, berikut ini gambar lele berumur satu bulan:












 Lele sangkuriang berumur 1 bulan

Senin, 15 November 2010

Tata Guna Pakan

Pada kegiatan pembesaran Lele Sangkuriang ini penulis menggunakan pakan pelet sebagai pakan utama, kita tau bahwa salah satu sifat keunggulan Lele Sangkuriang dibandingkan dengan lele jenis dumbo biasa adalah FCR (Food Conversion Rate) nya, dimana Lele Sangkuriang memiliki FCR 0.9 artinya pada setiap 100 kg Lele Sangkuriang membutuhkan pakan sebanyak 90 kg, lebih baik dibanding dengan lele jenis dumbo biasa yaitu FCR nya 1.0-1.1
Disamping menggunakan pakan pelet, pembesaran Lele Sangkuriang juga bisa menggunakan pakan tambahan seperti : ayam tiren, ikan runcah, sosis kadaluarsa, cacing dan pakan alternatif lain yang telah diuji kualitasnya. Penulis sendiri menggunakan pakan tambahan berupa ayam tiren.

Berikut ini komposisi jenis pakan pelet yang diberikan berdasarkan tahapannya, untuk kapasitas benih 1000 ekor:
  1. L1    (pakan terapung) =  3 kg
  2. PL2  (pakan terapung) =  5 kg
  3. PL3  (pakan terapung) = 22 kg
  4. SNL (pakan tenggelam) = 70 kg

Pemberian pakan dilakukan secara bertahap dimulai pelet L1 kemudian setelah habis dilanjutkan pelet PL2, PL3 dan SNL begitu seterusnya hingga menjelang masa panen tiba.

Jadwal Pemberian Pakan

Pemberian pakan untuk Lele Sangkuriang harus dimulai jam 9 pagi atau lebih sedikit, alasannya pada jam tersebut matahari telah cukup memanaskan suhu permukaan kolam dan menghilangkan zat asam serta menguapkan oksidan yang mungkin mengendap di permukaan kolam, sehingga pemberian pakan aman dan terbebas dari racun yang mungkin terkandung di udara. Selanjutnya pakan diberikan tiap 3-4 jam, misalnya:
-         Jam 9
-         Jam 13
-         Jam 17
-         Jam 20
Jika masih ingin memeberikan pakan bisa sampai malam sebelum pukul 22, tidak dianjurkan memberikan pakan melewati pukul 22, karena pada jam-jam tersebut biasanya embun telah turun dan berbahaya bagi perkembangan lele. Apabila kita tidak sempat memberikan pakan pada jam malam sementara waktu telah lewat pukul 22 lebih baik hindari saja pemberian pakan dan dilanjutkan keesokan harinya.



 Pemberian pakan




Makan pagi




Makan malam



Teknik Pemberian Pakan

Untuk pakan pelet:
-         Sebelum ditebar di kolam pastikan pelet telah “dibibis” dengan air, yaitu dispray atau dibasahi sedikit hingga pelet kenyal atau tidak terlalu kering. Hal ini untuk menghindari gejala perut kembung yang sering menimpa benih lele.
- Gunakanlah air panas atau air hangat supaya pakan cepat mengembang (kenyal) dan pakan siap diberikan.




Perlengkapan pakan 



Pakan dispray dengan air


-        Tebarkan pelet di permukaan air secara merata, tidak berkumpul pada satu titik sehingga lele mendapatkan pakan secara merata.
-         Lakukan pemberian pakan sedikit demi sedikit memperhatikan respons dari lele, jika pakan yang ditebar telah habis di permukaan air baru ditebar lagi sedikit-sedikit, demikian seterusnya hingga respons makannya berkurang dan terlihat satu dua butir pelet tertinggal di permukaan air maka hentikan pemberian pakan, jangan sampai banyak pakan yang tersisa karena bisa mengendap dalam air dan menjadi penyakit.


Pemberian pakan disebar merata


Untuk pakan tambahan, ayam tiren:
-         Ayam dibersihkan terlebih dahulu, jeroannya diambil dan dibuang.
-         Setelah itu rebuslah ayam hingga setengah matang, dagingnya empuk tapi juga jangan sampai terlalu lembek.
-         Cabutkan bulu ayam sampai bersih, kemudian ayam dibelah menjadi beberapa potong, selanjutnya ayam digantung di permukaan air menggunakan tali, jangan sampai tenggelam karena kita akan sulit mengontrolnya.
-         Buatlah gantungan tadi di beberapa titik sekitar kolam, misal 2 atau 3 titik, dengan demikian lele akan memakannya secara merata.

Jumat, 05 November 2010

Persiapan Benih

Setelah kolam selesai dilakukan pengomposan, (minimal 8 hari) air kolam akan tampak berwarna merah kehitaman seperti kopi encer dan mulai terlihat banyak jasad renik, banyak jentik-jentik dan kutu air. Ini pertanda kolam siap ditebar benih.
Kualitas benih yang ditebar akan menentukan produksi pada saat panen di kemudian hari, sehingga perlunya melakukan seleksi terutama asal-usul benih yang akan dibeli harus dijamin keasliannya yaitu Lele Sangkuriang, ini perlu diperhatikan mengingat sulitnya membedakan yang mana jenis Lele Sangkuriang dan yang mana Lele Dumbo, secara fisik keduanya sangat mirip. Sementara di masyarakat  banyak sekali beredar jenis Lele Dumbo yang kualitasnya telah menurun akibat “inbreeding” (Baca arsip sebelumnya: Sejarah Lele Sangkuriang).

Gambar kondisi air kolam yang siap diisi benih



Gambar benih Lele Sangkuriang


Penyortiran Benih
Adalah kegiatan seleksi benih sesuai ukuran yang diharapkan secara merata, tujuannya yaitu untuk mendapatkan ukuran benih yang seragam sehingga dapat menghindarai adanya ukuran benih yang lebih besar karena bisa memangsa benih yang lebih kecil. Kita tahu bahwa lele adalah jenis ikan yang sering memangsa sesamanya (kanibal) apabila kekurangan pakan atau kondisi lapar.
Dalam segmen usaha Pembesaran ini penulis menggunakan benih berukuran 4-6 cm sebanyak 5000 ekor, benih yang diperoleh berasal dari kelompok petani yang dibimbing oleh Pak Nasrudin, sang Maestro.
Penyortiran benih dilakukan dengan menggunakan baskom khusus seperti pada gambar dibawah:



Gambar alat penyortiran ukuran 4 - 6 cm

 




Gambar Penyortiran Benih



Pengemasan Benih
Benih yang telah disortir selanjutnya ditampung pada wadah berupa jerigen plastik, penulis memilih menggunakan jerigen plastik untuk menghindari kerusakan pada benih karena tekstur jerigen plastik sangat licin, jika wadah yang digunakan bertekstur kasar maka dikhawatirkan dapat melukai tubuh lele dan luka tersebut dapat menjadi “pintu masuk” bagi virus atau penyakit.
Mengingat jarak yang ditempuh saat pengangkutan benih cukup jauh, maka perlu adanya perlakuan, pada metoda pembesaran secara organik ini penulis tidak menggunakan gas sebagai media pengangkutan, tetapi menggunaka ramuan yang dituangkan pada jerigen
Ramuan ini untuk kalangan petani asuhan Pak Nasrudin dikenal dengan istilah “rinso”, tetapi rinso yang dimaksud tentu bukan deterjen.

Gambar ramuan rinso



 Gambar Jerigen untuk pengangkutan benih

Setelah jerigen sudah diisi dengan ramuan tersebut, selanjutnya benih dihitung dan dimasukan secara perlahan. Kini benih dalam jerigen siap diangkut ke tempat pembesaran dengan aman, meskipun perjalanan jarak jauh.

Kamis, 21 Oktober 2010

Persiapan Lahan Kolam Terpal

Penulis melakukan teknik budidaya dengan metoda Kolam Terpal, ada banyak ukuran yang bisa digunakan, dengan asumsi untuk 1 meter kolam dapat menampung sebanyak 100 ekor ikan lele. Penulis sendiri memulainya dengan sekala percobaan yaitu menggunakan kolam ukuran 2 x 5m yang bisa diisi dengan benih sebanyak 1000 ekor.
Lahan yang digunakan harus lahan terbuka artinya tidak ada pohon yang menaungi secara langsung, kalaupun diperlukan pohon peneduh, maka jumlahnya tidak banyak dan hanya di sekeliling tepi lahan saja.

Berikut tahapan secara garis besar untuk persiapan kolam:

1.      Pengerjaan tanah
Sebidang tanah ukuran 2 x 5m dikeruk atau digali sedalam 50 cm, ini penting untuk membantu terpal menahan beban air. Pastikan tanah telah dibersihkan dan harus rata, kemudian di tengah-tengah kolam buatlah cerukan kecil memanjang seperti parit untuk saluran air.

Tanah digali sedalam 50cm



Pembuatan parit di tengah



2.      Pembuatan rangka bambu
Setelah lahan sudah siap maka buatkanlah rangka dari bambu pada sekeliling kolam setinggi 1m dengan pola seperti pagar, pastikan ukuran rangka adalah 5 x 2 x 1,5m (P x L x T) sehingga pemasangan terpal nantinya akan mudah dengan ukuran yg presisi.

Rangka kolam



3.      Persiapan terpal
Belilah terpal dengan ukuran 5 x 8m, kemudian bersihkan menggunakan air dengan cara menggosoknya dengan lap dan diulang beberapa kali supaya zat-zat kimia pada terpal terbuang, tidak dianjurkan menggunakan sabun.


 Terpal yang telah dibersihkan


4.      Pemasangan terpal
Pasangkan terpal mengikuti bentuk rangka bambu dengan hati-hati supaya terpal tidak bocor, kemudian lipat bagian pojok terpal mengikuti bentuk rangka, setelah itu isilah dengan air. Rapikan terpal sambil pengisian air berlangsung, ini dapat membantu pemasangan terpal lebih mudah. Setelah terpal terpasang dengan rapi, selanjutnya ikatkan setiap ujung atau sisi terpal dengan tali rapia yang ditambatkan pada rangka bambu, kemudian lanjutkan pengisian air hingga ketinggian mencapai 50cm.


Pemasangan terpal sambil mengisi air



Ketinggian air 50cm


5.      Pemupukan kolam
Untuk menciptakan kondisi air yang ideal bagi tempat hidup lele, kita harus membuat pemupukan terlebih dahulu, ini demi mencapai PH air yg sesuai dg kebutuhan lele. Caranya dengan menggunakan kotoran kambing dan ramuan herbal (buatan Abah Nas), pertama kita masukan kotoran kambing pada karung sebanyak 15 kg, sebaiknya dibagi dua masing-masing 7,5 kg lalu cemplungkan kedalam kolam, biarkan menggantung dalam air jangan diberi pemberat. Kemudian siapkan ramuan herbal (buatan Abah Nas) sebanyak 4 sendok, larutkan dalam 5 liter air dan tambahkan 2 sendok garam dapur, setelah larutan diaduk selanjutnya disebar ke dalam kolam secara merata, biarkan kolam selama 8 hari (minimal).


Herbal utk kompos



 Kolam yang sedang dikompos (umur 6 hari)



Silakan diperiksa setelah dilakukan pemupukan kolam akan banyak dipenuhi plankton/jasad renik/jentik-jentik dan kolam siap untuk digunakan.

Rabu, 20 Oktober 2010

Sejarah Lele Sangkuriang


Ikan Lele jenis ini adalah hasil crossback (silang balik) yg dilakukan oleh Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi. Ini dilakukan karena Ikan Lele Dumbo yg diintroduksi tahun 1985 dari Afrika Selatan telah banyak mengalami penurunan kualitas akibat perkawinan sekerabat "inbreeding", seleksi induk yang salah atas penggunaan induk yang berkualitas rendah. Penurunan kualitas ini dapat diamati dari karakter umum: matang gonad, derajat penetasan telur, pertumbuhan harian, daya tahan terhadap penyakit dan nilai FCR (Feeding Conversion Rate).
Akhirnya BBPBAT Sukabumi melakukan "pemurnian" dengan mengawinkan Lele Dumbo betina F2 (generasi ke2) yg dulu diintroduksi dari Afsel dengan pejantan F6 (generasi ke 6) yg masih keturunannya. Secara resmi Lele Jenis ini telah direlease oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, dengan Nomor Kepmen KP 26/Men/2004 tanggal 21 juli 2004 sebagai jenis unggulan.
Nah, peristiwa ini diilhami dari cerita Rakyat Jawa Barat tentang sasakala Tangkuban Perahu, dikisahkan bahwa Dayang Sumbi (ibunya) ingin dinikahi Sangkuriang (anaknya), inilah awal mula munculnya istilah Lele Sangkuriang.


Perkembangan Lele Sangkuriang tidak lepas dari peran seorang petani yang telah berhasil menciptakan "model" budidaya alami berbasis Organik, adalah Bapak Nasrudin, atau lebih dikenal sebagai Abah Nas yang bermarkas di Wilayah Gadog, Kab Bogor telah berhasil melakukan budidaya lele jenis ini secara efektif dan praktis. Di pasaran saat ini telah beredar buku karangan beliau dengan judul "Jurus Sukses Berternak Lele Sangkuriang".

Saat ini bisnis Lele Sangkuriang sangat potensial dengan pasar yg sangat terbuka lebar, selain cepat besar harganya juga bagus.