Kamis, 21 Oktober 2010

Persiapan Lahan Kolam Terpal

Penulis melakukan teknik budidaya dengan metoda Kolam Terpal, ada banyak ukuran yang bisa digunakan, dengan asumsi untuk 1 meter kolam dapat menampung sebanyak 100 ekor ikan lele. Penulis sendiri memulainya dengan sekala percobaan yaitu menggunakan kolam ukuran 2 x 5m yang bisa diisi dengan benih sebanyak 1000 ekor.
Lahan yang digunakan harus lahan terbuka artinya tidak ada pohon yang menaungi secara langsung, kalaupun diperlukan pohon peneduh, maka jumlahnya tidak banyak dan hanya di sekeliling tepi lahan saja.

Berikut tahapan secara garis besar untuk persiapan kolam:

1.      Pengerjaan tanah
Sebidang tanah ukuran 2 x 5m dikeruk atau digali sedalam 50 cm, ini penting untuk membantu terpal menahan beban air. Pastikan tanah telah dibersihkan dan harus rata, kemudian di tengah-tengah kolam buatlah cerukan kecil memanjang seperti parit untuk saluran air.

Tanah digali sedalam 50cm



Pembuatan parit di tengah



2.      Pembuatan rangka bambu
Setelah lahan sudah siap maka buatkanlah rangka dari bambu pada sekeliling kolam setinggi 1m dengan pola seperti pagar, pastikan ukuran rangka adalah 5 x 2 x 1,5m (P x L x T) sehingga pemasangan terpal nantinya akan mudah dengan ukuran yg presisi.

Rangka kolam



3.      Persiapan terpal
Belilah terpal dengan ukuran 5 x 8m, kemudian bersihkan menggunakan air dengan cara menggosoknya dengan lap dan diulang beberapa kali supaya zat-zat kimia pada terpal terbuang, tidak dianjurkan menggunakan sabun.


 Terpal yang telah dibersihkan


4.      Pemasangan terpal
Pasangkan terpal mengikuti bentuk rangka bambu dengan hati-hati supaya terpal tidak bocor, kemudian lipat bagian pojok terpal mengikuti bentuk rangka, setelah itu isilah dengan air. Rapikan terpal sambil pengisian air berlangsung, ini dapat membantu pemasangan terpal lebih mudah. Setelah terpal terpasang dengan rapi, selanjutnya ikatkan setiap ujung atau sisi terpal dengan tali rapia yang ditambatkan pada rangka bambu, kemudian lanjutkan pengisian air hingga ketinggian mencapai 50cm.


Pemasangan terpal sambil mengisi air



Ketinggian air 50cm


5.      Pemupukan kolam
Untuk menciptakan kondisi air yang ideal bagi tempat hidup lele, kita harus membuat pemupukan terlebih dahulu, ini demi mencapai PH air yg sesuai dg kebutuhan lele. Caranya dengan menggunakan kotoran kambing dan ramuan herbal (buatan Abah Nas), pertama kita masukan kotoran kambing pada karung sebanyak 15 kg, sebaiknya dibagi dua masing-masing 7,5 kg lalu cemplungkan kedalam kolam, biarkan menggantung dalam air jangan diberi pemberat. Kemudian siapkan ramuan herbal (buatan Abah Nas) sebanyak 4 sendok, larutkan dalam 5 liter air dan tambahkan 2 sendok garam dapur, setelah larutan diaduk selanjutnya disebar ke dalam kolam secara merata, biarkan kolam selama 8 hari (minimal).


Herbal utk kompos



 Kolam yang sedang dikompos (umur 6 hari)



Silakan diperiksa setelah dilakukan pemupukan kolam akan banyak dipenuhi plankton/jasad renik/jentik-jentik dan kolam siap untuk digunakan.

Rabu, 20 Oktober 2010

Sejarah Lele Sangkuriang


Ikan Lele jenis ini adalah hasil crossback (silang balik) yg dilakukan oleh Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi. Ini dilakukan karena Ikan Lele Dumbo yg diintroduksi tahun 1985 dari Afrika Selatan telah banyak mengalami penurunan kualitas akibat perkawinan sekerabat "inbreeding", seleksi induk yang salah atas penggunaan induk yang berkualitas rendah. Penurunan kualitas ini dapat diamati dari karakter umum: matang gonad, derajat penetasan telur, pertumbuhan harian, daya tahan terhadap penyakit dan nilai FCR (Feeding Conversion Rate).
Akhirnya BBPBAT Sukabumi melakukan "pemurnian" dengan mengawinkan Lele Dumbo betina F2 (generasi ke2) yg dulu diintroduksi dari Afsel dengan pejantan F6 (generasi ke 6) yg masih keturunannya. Secara resmi Lele Jenis ini telah direlease oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, dengan Nomor Kepmen KP 26/Men/2004 tanggal 21 juli 2004 sebagai jenis unggulan.
Nah, peristiwa ini diilhami dari cerita Rakyat Jawa Barat tentang sasakala Tangkuban Perahu, dikisahkan bahwa Dayang Sumbi (ibunya) ingin dinikahi Sangkuriang (anaknya), inilah awal mula munculnya istilah Lele Sangkuriang.


Perkembangan Lele Sangkuriang tidak lepas dari peran seorang petani yang telah berhasil menciptakan "model" budidaya alami berbasis Organik, adalah Bapak Nasrudin, atau lebih dikenal sebagai Abah Nas yang bermarkas di Wilayah Gadog, Kab Bogor telah berhasil melakukan budidaya lele jenis ini secara efektif dan praktis. Di pasaran saat ini telah beredar buku karangan beliau dengan judul "Jurus Sukses Berternak Lele Sangkuriang".

Saat ini bisnis Lele Sangkuriang sangat potensial dengan pasar yg sangat terbuka lebar, selain cepat besar harganya juga bagus.