Senin, 15 November 2010

Tata Guna Pakan

Pada kegiatan pembesaran Lele Sangkuriang ini penulis menggunakan pakan pelet sebagai pakan utama, kita tau bahwa salah satu sifat keunggulan Lele Sangkuriang dibandingkan dengan lele jenis dumbo biasa adalah FCR (Food Conversion Rate) nya, dimana Lele Sangkuriang memiliki FCR 0.9 artinya pada setiap 100 kg Lele Sangkuriang membutuhkan pakan sebanyak 90 kg, lebih baik dibanding dengan lele jenis dumbo biasa yaitu FCR nya 1.0-1.1
Disamping menggunakan pakan pelet, pembesaran Lele Sangkuriang juga bisa menggunakan pakan tambahan seperti : ayam tiren, ikan runcah, sosis kadaluarsa, cacing dan pakan alternatif lain yang telah diuji kualitasnya. Penulis sendiri menggunakan pakan tambahan berupa ayam tiren.

Berikut ini komposisi jenis pakan pelet yang diberikan berdasarkan tahapannya, untuk kapasitas benih 1000 ekor:
  1. L1    (pakan terapung) =  3 kg
  2. PL2  (pakan terapung) =  5 kg
  3. PL3  (pakan terapung) = 22 kg
  4. SNL (pakan tenggelam) = 70 kg

Pemberian pakan dilakukan secara bertahap dimulai pelet L1 kemudian setelah habis dilanjutkan pelet PL2, PL3 dan SNL begitu seterusnya hingga menjelang masa panen tiba.

Jadwal Pemberian Pakan

Pemberian pakan untuk Lele Sangkuriang harus dimulai jam 9 pagi atau lebih sedikit, alasannya pada jam tersebut matahari telah cukup memanaskan suhu permukaan kolam dan menghilangkan zat asam serta menguapkan oksidan yang mungkin mengendap di permukaan kolam, sehingga pemberian pakan aman dan terbebas dari racun yang mungkin terkandung di udara. Selanjutnya pakan diberikan tiap 3-4 jam, misalnya:
-         Jam 9
-         Jam 13
-         Jam 17
-         Jam 20
Jika masih ingin memeberikan pakan bisa sampai malam sebelum pukul 22, tidak dianjurkan memberikan pakan melewati pukul 22, karena pada jam-jam tersebut biasanya embun telah turun dan berbahaya bagi perkembangan lele. Apabila kita tidak sempat memberikan pakan pada jam malam sementara waktu telah lewat pukul 22 lebih baik hindari saja pemberian pakan dan dilanjutkan keesokan harinya.



 Pemberian pakan




Makan pagi




Makan malam



Teknik Pemberian Pakan

Untuk pakan pelet:
-         Sebelum ditebar di kolam pastikan pelet telah “dibibis” dengan air, yaitu dispray atau dibasahi sedikit hingga pelet kenyal atau tidak terlalu kering. Hal ini untuk menghindari gejala perut kembung yang sering menimpa benih lele.
- Gunakanlah air panas atau air hangat supaya pakan cepat mengembang (kenyal) dan pakan siap diberikan.




Perlengkapan pakan 



Pakan dispray dengan air


-        Tebarkan pelet di permukaan air secara merata, tidak berkumpul pada satu titik sehingga lele mendapatkan pakan secara merata.
-         Lakukan pemberian pakan sedikit demi sedikit memperhatikan respons dari lele, jika pakan yang ditebar telah habis di permukaan air baru ditebar lagi sedikit-sedikit, demikian seterusnya hingga respons makannya berkurang dan terlihat satu dua butir pelet tertinggal di permukaan air maka hentikan pemberian pakan, jangan sampai banyak pakan yang tersisa karena bisa mengendap dalam air dan menjadi penyakit.


Pemberian pakan disebar merata


Untuk pakan tambahan, ayam tiren:
-         Ayam dibersihkan terlebih dahulu, jeroannya diambil dan dibuang.
-         Setelah itu rebuslah ayam hingga setengah matang, dagingnya empuk tapi juga jangan sampai terlalu lembek.
-         Cabutkan bulu ayam sampai bersih, kemudian ayam dibelah menjadi beberapa potong, selanjutnya ayam digantung di permukaan air menggunakan tali, jangan sampai tenggelam karena kita akan sulit mengontrolnya.
-         Buatlah gantungan tadi di beberapa titik sekitar kolam, misal 2 atau 3 titik, dengan demikian lele akan memakannya secara merata.

Jumat, 05 November 2010

Persiapan Benih

Setelah kolam selesai dilakukan pengomposan, (minimal 8 hari) air kolam akan tampak berwarna merah kehitaman seperti kopi encer dan mulai terlihat banyak jasad renik, banyak jentik-jentik dan kutu air. Ini pertanda kolam siap ditebar benih.
Kualitas benih yang ditebar akan menentukan produksi pada saat panen di kemudian hari, sehingga perlunya melakukan seleksi terutama asal-usul benih yang akan dibeli harus dijamin keasliannya yaitu Lele Sangkuriang, ini perlu diperhatikan mengingat sulitnya membedakan yang mana jenis Lele Sangkuriang dan yang mana Lele Dumbo, secara fisik keduanya sangat mirip. Sementara di masyarakat  banyak sekali beredar jenis Lele Dumbo yang kualitasnya telah menurun akibat “inbreeding” (Baca arsip sebelumnya: Sejarah Lele Sangkuriang).

Gambar kondisi air kolam yang siap diisi benih



Gambar benih Lele Sangkuriang


Penyortiran Benih
Adalah kegiatan seleksi benih sesuai ukuran yang diharapkan secara merata, tujuannya yaitu untuk mendapatkan ukuran benih yang seragam sehingga dapat menghindarai adanya ukuran benih yang lebih besar karena bisa memangsa benih yang lebih kecil. Kita tahu bahwa lele adalah jenis ikan yang sering memangsa sesamanya (kanibal) apabila kekurangan pakan atau kondisi lapar.
Dalam segmen usaha Pembesaran ini penulis menggunakan benih berukuran 4-6 cm sebanyak 5000 ekor, benih yang diperoleh berasal dari kelompok petani yang dibimbing oleh Pak Nasrudin, sang Maestro.
Penyortiran benih dilakukan dengan menggunakan baskom khusus seperti pada gambar dibawah:



Gambar alat penyortiran ukuran 4 - 6 cm

 




Gambar Penyortiran Benih



Pengemasan Benih
Benih yang telah disortir selanjutnya ditampung pada wadah berupa jerigen plastik, penulis memilih menggunakan jerigen plastik untuk menghindari kerusakan pada benih karena tekstur jerigen plastik sangat licin, jika wadah yang digunakan bertekstur kasar maka dikhawatirkan dapat melukai tubuh lele dan luka tersebut dapat menjadi “pintu masuk” bagi virus atau penyakit.
Mengingat jarak yang ditempuh saat pengangkutan benih cukup jauh, maka perlu adanya perlakuan, pada metoda pembesaran secara organik ini penulis tidak menggunakan gas sebagai media pengangkutan, tetapi menggunaka ramuan yang dituangkan pada jerigen
Ramuan ini untuk kalangan petani asuhan Pak Nasrudin dikenal dengan istilah “rinso”, tetapi rinso yang dimaksud tentu bukan deterjen.

Gambar ramuan rinso



 Gambar Jerigen untuk pengangkutan benih

Setelah jerigen sudah diisi dengan ramuan tersebut, selanjutnya benih dihitung dan dimasukan secara perlahan. Kini benih dalam jerigen siap diangkut ke tempat pembesaran dengan aman, meskipun perjalanan jarak jauh.